Sedang tangan bapak
dan ibu akan selalu terangkat memanjatkan doa
pada
Sang Maha penentu rencana
Jangan persoalkan
kemana rindu bapak dan ibu akan berlabuh. dirimu adalah sebaik-
baiknya tempat
untuk mereka berlabuh.
Satu pertanyaan ,
masih maukah kau jadi pelabuhan bagi bapak dan ibu nanti?
Jika mereka menjadi tua-renta dan tak
bisa apa-apa, akankah kau berpura-pura lupa??
Pada wajah yang mulai
mengerut,
Pada tangan yang
mulai lemah menggenggam,
Pada kaki yang tak
kuasa lagi berjalan
Pada peluk yang
selalu rindu kau pulang
Karena ditempat kau
berangkat, ada pintu yang menunggu kau datang
Kepada bapak, suatu
siang kau bertanya tentang wujud kebahagiaan
Memberimu makan
kenyang, memberimu uang jajan, dan membelikanmu mainan
Kau bertanya lagi,
sedang bapak tak punya uang?
Bukan halangan, tawa
yang lepas dan matamu yang berbinar adalah maknanya kebahagiaan.
Di siang yang sama
kepada ibu kau bertanya tentang wujud kebahagiaan
Melahirkanmu ke
dunia, melihatmu tumbuh besar, menerapkan hidup penuh kasih
dan sayang. Kau bertanya lagi,
sedang aku tak mungkin terus bersama ibu?
Bukan halangan, doa
yang akan terus jadi jembatan dan itu maknanya kebahagian
Kita bersama-sama
duduk menikmati secangkir teh hangat di teras
Sambil memperhatikan
surya yang pelan-pelan menuju ke peraduan
Kita ingat, Tuhan
menitipkan bumi ini kepada kita, manusia.
Menjaga dan
memelihara adalah kewajiban,
Bumi terlalu tua
untuk selalu kita habisi segala sumber dayanya
Kita tak perlu jadi
serakah untuk sekedar mencicipi hasil bumi
Menjadi peduli dan
saling tolerasi akan memberi bekal untuk anak cucu kita nanti
Kemudian kita membuka
obrolan tentang masa depan
Kau
bilang Hidup bukan semata mencari apa, tapi juga tentang bagaimana
Bagaimana kita
mencari
Bagaimana kita
berusaha
Bagaimana kita
berjuang
Tujuan memang untuk
kita dapatkan, tapi bukan dengan obsesi yang terus kita paksakan
Terkadang kita juga
perlu tahu, bagaimana caranya belajar mengikhlaskan
Dan hari mulai gelap,
kita harus meyakinkan diri
Bahwa kita harus
percaya, besok pagi dan
seterusnya kita mampu melewati semuanya bersama-sama
Jogjakarta, 21 Agustus 2015
Komentar
Posting Komentar