Menunggu sebungkus air susu

Ngeblog lagi saya hari ini. Agak terkejut sedikit sebab postingan terakhir ternyata waktunya adalah tahun lalu. Nggak produktif sama sekali.
Tepatnya terakhir ngirim tulisan di blog Agustus 2015. Bulan dimana saya bertekad keras untuk mulai menulis lagi.  Setelah sejumlah karya tulisan yang berbulan-bulan sebelumnya saya persembahkan untuk kampus tercinta (baca: skripsi dan tugas kuliah). Setelah lulus kemudian nggak ada sentuh keypad atau keyboard sama sekali. 
Ketidakproduktifan saya dalam mengetik artikel atau sekedar tulisan berisi remah-remah roti disebabkan saya harus melamar kesana-kemari.  Bukan perihal mencari pendamping hidup,  tapi mencari amunisi untuk pertahanan hidup.  Ribet memang,  beberapa perusahaan meminta macam-macam, sedikit yang dapat iklhas menerima status fresh graduate seperti saya waktu itu. Hiks.
Pada akhirnya, di penghujung 2015 saya dipertemukan,  diberi kesempatan untuk bergabung dengan sebuah perusahaan media lokal di Jogja.  Surprise,  setelah bergelut dengan puluhan surel yang mental kembali dengan ucapan terimakasih dan silahkan coba kembali,  akhirnya embel-embel ucapan "Selamat Bergabung" nempel juga di kotak masuk surel saya.  Gembira lah saya waktu itu.
Terhitung 01 Januari 2016 saya resmi menjadi awak media di salah satu harian lokal tersebut.  Tak tanggung,  saya pun mesti hengkang ke pelosok Gunungkidul; salah satu kabupaten yang ada di garis selatan DIY. Berat sekali rasanya meninggalkan kota Jogja dengan segala ketersediaannya.  Keluarga,  teman,  tempat nongkrong nyaman, sudut kota yang berantakan tapi epik, serta wifi yang berceceran harus saya tinggalkan.  Tentunya sedih.. Ya,  sedih sekali.
Satu tahun berlalu saya habiskan dengan kegiatan yang cukup lurus-lurus saja.  Bangun pagi
Sambil ngetik tiba-tiba ada yang berseru "Susuuu...., "
Berhenti ngetik,  nengok ke jendela. Oh,  mas sule datang lagi. Sule?  Iya,  susu kedele.. Biar gampang buat ingat saja sih.
By the way,  masih di jam dan dagangan yang sama. Pukul 07.30 dan menunggu dagangan susu kedele yang rasanya sangat gurih dan tentu nikmat. 

Waktu bergerak maju, begitu cepat. sangat cepat. ya, saat ini ku sudah tiba di tahun 2018. Blog ini terlalu usang ku tinggalkan. Tulisan di atas adalah peninggalan dua tahun yang lalu, benar-benar ku tinggalkan begitu saja. Saat itu, akhir 2015, aku benar-benar terjebak dalam kesibukan yang baru. sangat sibuk, ya, bekerja di media bukan perkara mudah. Tapi, sepertinya aku sudah mendapatkan sebungkus susu di sana. sebungkus susu kedelai yang segar dan gurih. Sayangnya, Tahun 2018 aku harus meninggalkan penjual susu pukul tujuh. Berkat susu kedelai yang merasuk dalam tulang tubuhku, ku rasakan Tahun 2018 ini, aku menjadi sangat sehat. pikiranku bergerak maju, semoga selalu. Selamat datang di kehidupan yang baru.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepada Bintang yang Terlambat Jatuh (2)

Satu Hari Untuk Kita

Kepada Bintang yang Terlambat Jatuh